Ada
3 faktor yang mendukung untuk mencapai hal yang menyangkut kepribadian, yakni
sebagai berikut:
a) Faktor sifat
Sifat
yang dimaksud secara umum adalah seseorang yang mencerminkan tingkah laku atau
kualitetnya melalui sifat-sifat yang dipunyainya. Misalnya seorang wanita yang
begitu cantik dari luarnya, tetapi memendam sifat yang tidak baik dihatinya,
sehingga menyebabkan ia disisihkan dari pergaulan atau dicemoohkan orang lain.
Dalam
hal ini ada beberapa sifat tidak baik yang dipunyai seseorang terutama wanita,
antara lain:
· Sombong dan angkuh.
Sifat ini hanya akan mendatangkan kebencian orang banyak dan sama sekali tidak
berguna.
· Banyak mencela. Ada
pribahasa mengatakan bahwa: orang yang banyak mencela berarti ada kekurangan di
dalam dirinya. Sedangkan dalam khayalnya ia merasa seorang yang sangat pintar,
padahal kepintarannya itu tidak ada gunanya sama sekali tanpa diiringi dengan
kerja. Akhirnya perbuatan mencela ini akan mendatangkan rasa tidak simpatik
terhadap orang lain.
· Galak merupakan suatu
sifat yang tidak pada tempatnya dilakukan dalam pergaulan hidup. Ini hampir
sama dengan sombong atau angkuh, karena hal ini menunjukkan orang yang berjiwa
sempit dan kurang luwes ketika dalam pergaulan.
· Ceroboh, biasanya orang
yang begini kurang memikirkan dengan baik sesuatu pekerjaan yang akan dilakukan
terlebih dahulu, sehingga sifat ini dapat dikatakan telah kehilangan fungsinya
dengan baik.
b) Faktor pendidikan
Ada
pengetahuan dalam diri seseorang sudah tentu merupakan hal yang positif, demikian
juga pada diri wanita. Problem-problem dalam hidup biasanya dipecahkan oleh
adanya pengetahuan.
Hal-hal
yang bersifat pendidikan antara lain:
1.
Percaya
pada diri sendiri, sehingga pada setiap tindakan yang dilakukan memberikan
kenyakinan. Penyelidikan secara ilmu jiwa memberikan keterangan bahwa adanya
kepercayaan pada diri sendiri dapat membuat seorang wanita menjadi lebih
menarik lagi.
2.
Memahami
pergaulan, merupakan suatu hal yang demikian penting tetapi kadang-kadang
dilupakan oleh para wanita. Adalah hal yang janggal bila seorang wanita
kedatangan tamu dirumahnya, mendapat kritikan-kritikan dari orang lain.
Biasanya orang yang begini menjadi emosi (egonya akan muncul). Padahal kalau
saja mau berfikir sejenak biasanya dibalik kritikan tersebut terdapat sesuatu
hal yang membangun dan tak ada salahnya kalau kita menerima segala kritikan
yang merupakan suatu tanda adanya jiwa bijaksana.
3.
Secara
terbuka mau mengakui kesalahan dan meminta maaf atas perbuatan yang keliru. Hal
ini akan membuat orang lain menjadi senang. Kita harus menyadari bahwa tidak
selamanya maksud baik mendatangkan kebaikan. Juga kita harus maklum bahwa
penilaian manusia satu sama lain berbeda dan berubah-ubah menurut keadaan.
4.
Selalu
luwes dimanapun kita berada baik dirumah, dikantor ataupun sedang berbelanja.
5.
Tidak
mudah terbawa arus, selalu menjaga keseimbangan pikiran dan perasaan sehingga
tidak mudah terbawa kesan-kesan negatif dari orang lain.
6.
Mau
belajar dari orang lain atau dari buku-buku, untuk menambah/mengoreksi
kekurangan diri pribadi dan bukannya membanding-bandingkan segi kecantikannya.
7.
Dapat
bekerja dengan metode yang tepat, bukannya asal bekerja saja.
c) Faktor pergaulan
Pergaulan
sangat erat hubungannya dengan kecantikan. Bila seseorang yang cantik tapi
hanya disimpan atau berdiam diri dirumah tanpa bergaul, jelas pemunculannya
didepan umum akan kaku. Oleh karena itu, kita harus membiasakan diri bergaul
dengan baik, sopan, atau selalu bersikap luwes, pandai mengendalikan emosi dan
sebagainya.
Jadi,
didalam pergaulan bukan pakaian yang bagus atau make-up yang menarik, akan
tetapi bukan itu saja yang menjadi ukuran, melainkan cara/sikap yang simpatik
dari orang tersebut. Hal ini dituntut dari suatu kebiasaan sejak dini yang
dimulai dari rumah tangga (orang tuanya), di sekolah atau di kantor, lingkungan
di mana ia tinggal ataupun banyak belajar dari pengalaman, buku dan sebagainya.
Apabila
emosi tidak terkontrol dalam pergaulan, seperti terucap kata-kata yang buruk,
akan mewujudkan iklim jiwa kita. Hal ini akan mengakibatkan rentetan yang
panjang dalam hidup ini. Sekali kata-kata yang terucap dari mulut maka tidak
sepatah katapun yang dapat dicabut lagi, apakah kata-kata ini menyenangkan atau
menyakitkan hati orang yang mendengarnya. Setiap kata yang terucap dari mulut
kita, menyatakan isi dan cara berfikir yang mencerminkan kepribadian kita.
Perkataan
dan tindakan yang tidak terkontrol, merupakan penghalang bagi tercapainya
keberhasilan, sehingga menyebabkan kegagalan yang sangat menyakitkan ataupun
tidak menyenangkan. Kegagalan yang berulang-ulang akan membuat kita menderita
tekanan batin yang hebat. Apabila tekanan ini dibiarkan berlarut-larut, dapat
menyebabkan gangguan dan kelainan jiwa. Untuk mencapai hal tersebut maka kita
hendaknya memperkuat keimanan sebagai dasar kesehatan psikis.
EmoticonEmoticon